ads

Responsive Advertisement
LATEST UPDATES

Minggu, 21 Februari 2021

Islam dan Kebersihan

Islam dan Kebersihan

 

Istimewa

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup bersih dan suci. Bersih adalah dasar peraturan Islam, kita bisa lihat bagaimana Islam mensyaratkan orang yang akan melakukan shalat, secara jasmaniah Islam menganjurkan kebersihan, misalnya wudhu di lakukan paling sedikit 5 kali sehari semalam, dan pada waktu setiap hari kita membersihkan anggota badan itu sebanyak 15 kali.

Apabila wudhu itu dilakukan dengan baik dan benar, maka setiap muslim pasti bersih, tangannya bersih, mulutnya bersih, mukanya bersih dan seterusnya. Ditinjau dari segi batiniyah anggota badan yang dibasuh pada waktu wudu mengandung makna isyarat atau lambang kebersihan batin, misalnya mulut dibersihkan agar tidak berkata jorok/kotor, memfitnah, khianat, takabur, dan seterusnya, tangan dibersihkan agar tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti mencuri, memukul orang dan sebagainya.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ (رواه التيرمدى: 221)

Dari Abu Sa’id berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Kunci dari salat adalah bersuci.” (H.R. at-Tirmizi)

Shalat merupakan salah satu ibadah yang mengharuskan umat islam untuk bersuci terlebih. Seperti dalam hadis tersebut, “kunci dari shalat adalah bersuci.” Yang dimaksud bersuci disini ialah mensucikan diri dari hadas dan najis seperti wudhu, dan tayamum apabila tidak ada air.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah : 6)

Di dalam kitab-kitab fikih (ajaran Hukum Islam), masalah yang berkaitan dengan kebersihan disebut “Thaharah”. Secara etimologi berarti “kebersihan”. Kata Thaharah tercantum didalam Al-Qur’an ditempat yang jumlahnya lebih dari 30. Makna Thaharah mencakup aspek bersih lahir dan bersih batin. Bersih lahir artinya terhindar (terlepas) dari segala kotoran, hadas dan najis. Sedangkan bersih batin artinya terhindar dari sikap dan sifat tercela.

Agama islam menghendaki dari umatnya untuk menjaga kebersihan yang menyeluruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, Agama Islam memberikan tuntutan dan petunjuk tata cara ber-thaharah (bersuci) dan menjaga kebersihan. Baik itu kebersihan jasmani maupun rohani.

Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat islam, ketika mengerjakan shalat diwajibkan bagi umat islam agar bersih dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.

Kebiasaan hidup bersih bagi umat islam telah diterapkan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah, 2: ayat 222 yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين

Artinya: “……..Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suci” (Q.S. Al-Baqarah, 2:ayat 222)

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk hidup bersih dan sehat, baik badannya, pakaiannya, tempat tinggal, dan bersih jiwanya. Dalam diri yang baik dan bersih akan nampak pribadi yang menarik dan mengesankan dalam pergaulan sehari-hari, dan akan menjadi teladan dimanapun. Orang yang ebrsih jiwanya akan keluar kata-kata yang baik dan bermakna, jauh dari sifat dengki, iri, munafik, takabur dan sebagainya. Semua tutur katanya akan menjadi panutan. Amal yang diperbuat selalu mencerminkan rasa ikhlas dan juga semua perbuatannya didasarkan karena Allah SWT.

اَلنَّظَافَةٌ مِنَ اﻻِيْمَانِ٠﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍحمد

“Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)

عَنْ سَعْدِبْنِ اَبِى وَقَّاصٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌيُحِبُّ الْجَوَادَفَنَظِّفُوْااَفْنَيْتَكُمْ

Artinya : ”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Tirmidzi)

Kebersihan, kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah Swt. jika kita melakukan perbuatan yang disukai oleh Allah, maka kita tentu akan mendapat balasannya berupa pahala. Dengan kata lain, kotor, jorok, sampah berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak indah untuk dipandang itu disukai oleh Allah Swt. Sebagai hamba Allah yang taat, tentu kita akan terdorong untuk melakukan perbuatan yang disukai oleh Allah Swt.

اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بَيْنَمَارَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ فَأَخَذَهُ فَشَكَرَاللهُ لَهُ فَغَفَرَلَهُ

“Bahwsanya Rasulullah saw bersabda : ”Ketika seorang laki-laki sedang berjalan di jalan, ia menemukan dahan berduri, maka ia mengambilnya (karena mengganggunya). Lalu Allah swt berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya”. (HR. Bukhari)

Mengambil duri dari jalan karena menggangu orang yang lewat, termasuk ibadah. Bisa juga ketika kita melihat sampah yang berserakan untuk dibersihkan  agar tidak mengganggu orang lewat.

اَلاِسْلاَمُ نَظِيْفٌ فَتَنَظَّفُوْافَاِنَّهُ لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ اِلاَّ نَظِيْفٌ

“Agama Islam adalah agama yang bersih dan suci. Karena itu kamu harus menjaga kebersihan. Maka sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali hanya orang-orang yang suci.”(HR. Al-Baihaqi)

وقد أمر النبي لنا ببناء المساجد في أماكن إقامتهم وتنظيفها والاحتفاظ بها نظرا العطر

Dari A’isyah RA berkata: Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kami untuk membangun masjid di tempat-tempat tinggal dan agar selalu dibersihkan serta diberi wangi-wangian. (HR Ahmad, Tirmidzi, lbn Majah dan Abu Dawud).

Islam mengajarkan untuk membangun masjid, mushala ditempat-tempat tinggal agar selalu dijaga kebersihannya dan diberi wangi-wangian. Sebab, dengan tempat ibadah yang bersih akan menimbulkan kenyamanan dan kekhusyu’an dalam menjalankan ibadah.

عَنْ اَبِى مَالِكْ الْحاَرِثِ بْنِ عَاصِمِ اْلاَشْعَرِيِّ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطَّهُوْرُ شَطْرُاْلاِيْمَانِ وَالْحَمْدُللهِ تَمْلاَءَ الْمِيْزَانِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلانَ اَوْ تَمْلاَءَ مَابَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلاَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُوْرٌوَالصَّدَقَةُبُرْهَانٌ وَالصَّبْرُضِيَاءٌوَالْقُرْأَنُ حُجَّةٌ لَكَ هُوَ عَلَيْكَ اَلُ الناَّسِ يَغْدُو فَبَائِعُ نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَااَوْمُوْبِقُهَا

Dari Abu Malik Al-As’ari, Rasulullah bersabda: “Bersuci merupakan sebagian dari iman, membaca hamdalah dapat memenuhi timbangan amal, membaca tasbih dapat memenuhi seisi langit dan bumi, shalat sunnah merupakan cahaya, sedekah merupakan petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, dan Al-Quran adalah hujjah dalam pembicaraan. Setiap manusia di pagi hari hakikatnya harus memperjual belikan dirinya. Ada kala ia selamat dari maksiat dan ada kalanya ia terseret dalam maksiat.”

Bersuci merupakan sebagian dari iman. Maka dari itu, selaku orang muslim yang beriman sudah sepatutnya untuk selalu menjaga kebersihan dimanapun dan kapanpun baik kebersihan jasmani maupun rohani. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Refleksi di Penghujung Ramadhan

  Waktu berjalan begitu cepat bagaikan kilat. Setahun lamanya kita nanti-nantikan kedatangan bulan ramadhan, bulan yang penuh dengan keberka...

 

Top